Home | Daftar Isi | Video Outdoor | Sewa Alat Outdoor | Jual Alat Outdoor | Jasa Training Outdoor | Donasi Anda | Ikut Suka Sapujagat Cikarang
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Survival | Panjat Dinding | Teknik Dasar KPALH | Observasi Alam Lingkungan | Program Penghijauan | Hutang Gunung | Flora Fauna | Diving & Traveling

Senin, 09 April 2012

Kemolekkan Puncak Manglayang

Dedauna hijau dibalik putihnya kabut terlihat begitu indah bergoyang, menari-nari tertiup angin. Pepohonan nan jauh tampak membiru diselimuti awan. Sejuknya udara menghembus dada, menyegarkan rasa. Lelahpun seakan terobati pesona yang begitu menawan. Inilah yang bisa dirasakan kala menembus puncak Manglayang.


 Pemandangan Dari Puncak (Tugu Tradisi) -View Utara


 Pemandangan Dari Puncak (Tugu Tradisi) - View Selatan




Pemandangan Ditengah Perjalanan - View Selatan
Dedauna hijau dibalik putihnya kabut terlihat begitu indah bergoyang, menari-nari tertiup angin. Pepohonan nan jauh tampak membiru diselimuti awan. Sejuknya udara menghembus dada, menyegarkan rasa. Lelahpun seakan terobati pesona yang begitu menawan. Inilah yang bisa dirasakan kala menembus puncak Manglayang.

Sosok Puncak Manglayang Dari Kejauhan


Batu Kuda menjadi Titik Awal Pendakian
Menelusuri keberadaan Gunung Manglayang akan membuat kita semakin merasakan pesonanya. Sepenggal kisah melegenda (SANGKURIANG) ternyata ada hubungannya dengan Gunung Manglayang.


Gunung Manglayang—yang disebut dalam legenda Sangkuriang—merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Gunung Burangrang—Tangkuban Perahu—Bukit Tunggul—Gunung Manglayang. Memiliki ketinggian sampai 1.818 meter diatas permukaan air laut (dpl), menjadikan gunung ini sebagai yang terendah dari rangkaian empat gunung tersebut.

























 Berjalan Didalam Kabut Tebal Jarak Pandang Sekitar 7 meter




Perjalanan Menuju Manglayang

























 Perjalanan Menuju Manglayang

Mungkin disebabkan terlalu rendah itulah Gunung Manglayang sempat terlupakan di kalangan para pendaki gunung, tak terkecuali pegiat alam bebas dari Bandung dan sekitarnya. Saat masih di Bandung (Sebagai Anggota KPALH GANDAWESI), kami hanya sempat mengenal namanya saja, sementara untuk pendakian belum pernah. Untuk itu SAPUJAGAT, KPALH yang kami dirikan menetapkan Gunung Manglayang sebagai lokasi PENDAKIAN PERTAMA.

Sampai di Puncak TOP (Makam) Jam 20.00
Dari berbagai informasi dapat disimpulkan terdapat beberapa alternatif jalur pendakian. Meliputi : Melalui Bumi Perkemahan, Palintang (Ujung Berung), Wanawisata Situs Batu Kuda (Kab Bandung), Baru Beureum (Jatinangor). Kami mememilih titik awal pendakian melalui Wanawisata Situs Batu Kuda.

Dulu pada jaman penjajahan Belanda disekitar kaki Gunung Manglayang ini merupakan afdeling atau perkebunan. Untuk menjaga perkebunan tersebut ada sebuah bangunan yang keseluruhannya berwarna merah. Itulah sebabnya daerah ini dinamakan Baru Beureum.

Pemandangan yang dapat dinikmati sepanjang perjalanan pada sebagian lembahnya cukup menarik. Pada satu sisi dapat melihat sebagian wilayah Jatinangor dan pada sisi yang lain dapat melihat hijaunya lembah yang berada persis di kaki puncak Gunung Manglayang.

Trek pendakian melalui jalur Batu Kuda mempunyai kemiringan berkisar 45 – 75 derajat dan nyaris tanpa bonus atau jalur yang mendatar. Namun ada beberapa tempat yang sedikit datar bisa dijadikan tempat untuk sekedar beristirahat.

Suasana hutan yang rimbun serta jalur yang bersih menjadikan perjalanan yang ditempuh bisa terasa lebih cepat. Suasana puncak Gunung Manglayang khususnya dipuncak TOP (Makam) terdapat lokasi datar yang cukup luas, dimana bisa menampung cukup banyak tenda dengan lokasi yang terlindung oleh rimbunnya pepohonan. Hanya saja, disini Anda tidak dapat menikmati pemandangan indah karena puncak ini dikelilingi pepohonan.

Puncak Top/Tertinggi (Makam)

Puncak Tugu Tradisi-Tempat Camp. 
Hanya Cukup untuk 1 Tenda.

Untuk bisa mencicipi indahnya pemandangan Anda harus menuju puncak berikutnya. Ada dua puncak yang bisa menyajikan pemandangan indah buat Anda.

Pertama, Dari Makam (puncak Top), Anda bisa mengambil arah kiri menuju tugu tradisi (disana ada tugu dengan bacaan 'Tugu Tradisi). Perjalanannya sedikit menurun dengan lama perjalanan sekitar 15 menit. Disitu Anda akan menemukan satu-satunya pohon besar tepat dipunggungan. Dibawah pohon itulah tugu tradisi berada. Disini hanya cukup untuk satu tenda kapasitas 4-5 orang. Lebar lokasi sekitar 4 meter panjang 8 meter dengan kemiringan lahan sekitar 30 derajat. Disinilah Anda bisa membuat tenda.

Kedua, Dari Makam (puncak Top), Anda bisa mengambil arah ke kanan mengikuti jalur Baru Bereum. Rutenya menurun dan kemudian untuk mencapai puncaknya ada sedikit naik. Perjalanan sekitar 30 menit.Disitu Anda akan menemukan pemandangan Indah ke sekeliling Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar