Sosok Puncak Manglayang Dari Kejauhan
Keberadaan Batu Kuda memiliki aspek legend of history yang khas sebagai
sempalan dari ceritera pembentukan Danau Bandung dan Tangkuban Parahu
melalui Legenda Sangkuriang. Legenda sejarah yang unik itu oleh sebagian
masyarakat telah di paten menjadi sesuatu yang amat sakral dan suci.
Inilah yang menjadikan sebagian masyarakat yang akan menapaki ke wilayah Batu Kuda diharuskan
untuk berwudhu dengan harapan agar selamat dan diberkahi selama menjelajahi patilasan
tersebut.Pemaparan lengkap mengenai patung kuda ini dapat kita jelajahi tulisan kang Cosa Rinaldy Ardiananda di geocorida.blogspot.com.
Batu Kuda adalah nama sebuah tempat yang terletak di sebelah selatan Gunung Manglayang. Keberadaan Batu Kuda memiliki aspek legend of history yang khas sebagai sempalan dari ceritera pembentukan Danau Bandung dan Tangkuban Parahu melalui Legenda Sangkuriang.
Legenda sejarah yang unik itu oleh sebagian masyarakat telah di paten menjadi sesuatu yang amat sakral dan suci. Sehingga oleh sebagian masyarakat yang akan menapaki ke wilayah Batu Kuda diharuskan untuk berwudhu agar selamat dan diberkahi selama menjelajahi patilasan tersebut.
Di sekitar lokasi kita akan melihat batu-batu besar yang terserak dengan ukuran yang bervariatif. Berdasarkan keterangan masyarakat sekitar kaki Manglayang, konon batu-batu yang berserakan di sekitar Wisata Alam Batu Kuda ini berasal dari letusan Gunung Sunda Purba ribuan tahun lalu, karena Gunung Manglayang merupakan salah satu tebing dari Gunung Sunda Purba yang terletak di sebelah timur.
Yang paling unik dari sekian banyak batu-batu yang berserakan di Batu Kuda adalah adanya sebuah batu-batu yang cukup besar. Satu batu berukuran raksasa mirip sekali dengan seekor kuda. Keunikan bentuk batu inilah yang menjadi dasar mengapa lokasi wisata ini dinamakan Batu Kuda.
Disamping itu ada juga batu besar yang lain dan bentuknya mirip sebuah kursi sofa besar. Konon penduduk setempat menyebutnya dengan julukan Batu Korsi. Kondisi Umum Perjalanan ke wilayah Batu Kuda dapat dilakukan mulai pagi hari. Disamping cuaca yang cukup cerah, pemandangan yang tersaji pun tak kalah menariknya dengan wilayah-wilayah wisata lain di sekitar Bandung Utara.
Pemandangan di dalam hutan yang merupakan tipe hutan produksi yang homogen (jenis pinus) memberikan nuansa tersendiri sebagai tempat wisata yang bersuhu sejuk dan bersih. Memandang ke arah selatan dari sebelah timur wilayah Batu Kuda, akan disuguhkan sebagian pemandangan cekungan Bandung yang khas pula bagaikan mangkuk yang dipenuhi oleh makanan kacang tanah.
Panorama dalam hutan di sekitar tempat bermain, berkumpul, dan bercengkrama sangat menakjubkan juga. Batang-batang pinus yang berusia nyaris sama membentuk batang-batang panjang yang berdiameter relatif sama pula sungguh sangat layak untuk dinikmati dan diabadikan dengan menggunakan kamera digital sebagai hiasan desktop pada PC anda.
Tempat tersebut sangat representatif untuk kegiatan pelajar, ekstrakurikuler, kegiatan warga (RT atau RW), dan kegiatan-kegiatan pendidikan lainnya. Hal-hal yang berbau mistik dan ghaib bolehlah dikatakan relatif tidak ada, sehingga tempat itu pun layak untuk dijadikan sarana camping bagi para penggemarnya.
Luas wilayah ini adalah 20 ha, yang meliputi KPLH Bandung Utara, BKPH Manglayang Barat, RPH Ujung Berung, Kabupaten Bandung, Kecamatan Ujung Berung, Desa Cibiru Wetan. Wana wisata ini terletak pada ketinggian antara 1.150 - 1.300 m dpl, morfologi wilayah pada umumnya bergelombang, kawasan ini mempunyai curah hujan 2.000 mm/th dengan suhu udara antara 19 -27 C.
Potensi dan Legenda Kawasan Wana wisata ini terdiri dari hutan tanaman campuan (pinus, kaliandra dan cemara). Sumber air yang ada berupa mata air yang saat ini dimanfaatkan untuk keperluan pengunjung dan masyarakat sekitar kawasan.
Potensi visual lanserkap didalam kawasan yang cukup menarik adalah hutan tanaman campuran dan hutan alam, batu kuda (batu yang mirip kuda), hutan pegunungan dan udara pegunungan yang sejuk. Wana wisata ini digunakan untuk harian dengan kegiatan yang dapat dilakukan antara lain adalah mendaki gunung, piknik dan lintas alam.
Sebagai obyek wisata Batu kuda sudah lama dikenal orang. Paling tidak oleh penduduk Bandung Timur yang sebelumnya mengenal Batu kuada sebagai tempat untuk mencari kayu bakar. Konon akibat penebangan liar hutan disekitar Batu kuda yang dulu lebar kini tinggal kenangan.
Bahkan penebangan hutan yang serampangan itu, wilayah Ujung Berung kini masih sering terendam air akibat banjir bendang dari kaki gunung Manglayang. Untunglah pihak perhutani segera mengelola hutan-hutan disitu.
Untuk tindakan pengaman, sejumlah polisi hutan dilibatkannya. Jadilah akhirnya batu kuda sebagai obyek wisata yang untuk umum baru dibuka sekitar tahun 1987. Menurut penduduk setempat, gunung Manglayang pada zaman dahulu merupakan tempat bertapanya Eyang Layang Kusumah (istrinya).
Manglayang merupakan tempat persinggahan kedua Eyang itu yang tidak diketahui asal dan tujuannya. Mereka selalu beristirahat dan bertapa serta memandikan kuda yang dapat terbang dan sakti, penduduk menyebutnya Kuda Semprani-digedogan (tempat pemandian kuda).
Manglayang menyimpan banyak hal historis tentang batu-batuan besar diantaranya yang menurut penduduk setempat didiami para karuhun (leluhur). Dibatu-batuan inilah, berbagai sesaji disimpan untuk persembahan. Sebagai rasa hormat kepada karuhun mereka.
Batu-batuan itu diantaranya bernama batu kuda yang mempunyai bentuk seekor kuda yang sedang duduk. Penduduk memitoskan dan mengutuskan Batu kuda sebagai jelmaan kuda semprani yang digunakan Eyang Layang Kusumah dan istrinya. Pada tahun 50-an sebelum terjadi longsor kedua.
Gunung Manglayang sangat angker. Penduduk tidak berani mendekati apalagi memegang tempat yang memiliki nilai historis, diantaranya batu kuda. Suatu hari ada seseorang yang tidak menghargai adat istiadat setempat. Dia malah manaiki dan tidur diatas Batu Kuda.
Ketika pulang orang tersebut mengalami penyakit yang sukar disembuhkan. Penyakit tersebut hanya dapat disembuhkan jika dia kembali ke Gunung Manglayang dan meminta maaf, melalu kuncen (perantara). Nilai hisoris lainnya juga terlihat pada longsor kedua tahun 1976.
Suatu hal yang sulit terbaca logika. Batu kuda yang mempunyai volume 500 meter kubik dapat menahan longsor yang tekanan dan jumlah tanahnya lebih besar sehingga daerah Cikoneng yang berada dibawah batu tersebut tidak terkena longsor.
Batu-batuan diantaranya bernama Batu Tumpeng, Batu Leuit, Batu Semar, Batu Keraton, Batu Ampar, Batu Korsi dan Batu Lamunan, Batu pasir Jirak, Pasir Kitumbak, curug kecapi, curug Cilengkrang dan curug pamujaan. Dibatu-batuan dan tempat itulah acapkali digunakan sebagai tempat pemujaan dan sesaji.
Aksesbilitas dan Fasilitas Fasilitas wisata yang disediakan guna memberi kenyamanan dan kepuasan bagi pengunjung antara lain adalah papan petunjuk, loket karcis, jalan setapak, MCK, instalasi air, bangku, shelter dan pemnadu wisata keramat (juru kunci).
Wana wisata ini dapat dicapai dari Kecamatan Ujung Berung (9 km) Cicadas (13 km) Cicalengka (13 km) dan dari Kabupaten/Kota Bandung (20 km), Garut (50 km). Kondisi jalan umumnya beraspal dan baik sehingga relatif dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun empat. Sarana transportasi umum yang ada berupa motor ojek dan colt carteran.
Akses termudah untuk mencapai wilayah ini adalah apabila kita menggunakan jalan masuk melalui pangkalan ojeg (sebelah kiri) sebelum Terminal Cileunyi setelah habis Jalan Percobaan (jalan dua arah) dari arah Kota Bandung. Dengan patokan pangkalan ojeg tadi dan mengambil jalan lurus kl. 8 km., maka ujung jalan tersebut merupakan gerbang utama Wana Wisata Batu Kuda.
Rekomendasi Wana Wisata Batu Kuda merupakan wilayah resapan (catchment area) dan sumber air bagi sebagian penduduk di wilayah Desa Cikoneng, Cinunuk, Cimekar, dan Cileunyi Kulon.
Keberadaan wilayah tersebut memberikan banyak manfaat, diantaranya :
- Fungsi hidrologis, yaitu tersedianya cukup air tanah dan air permukaan bagi kepentingan air minum dan MCK.
- Fungsi klimatologis, yaitu sebagai paru-paru bagi Kabupaten dan Kota Bandung.
- Fungsi biologis, yaitu tersedianya laboratorium alam yang menyediakan plasma nutfah khas yang hanya terdapat di wilayah tersebut dan kekayaan hewani yang lainnya.
- Fungsi geomorfologis, yaitu menangkal terjadinya erosi dan longsoran tanah yang diakibatkan oleh teknik penggunaan lahan pertanian yang tidak tepat (yang salah !!).
- Fungsi Edukasi, yaitu tempat pembelajaran dan penempaan mental ideologi yang mendukung program KBM di sekolah.
- Fungsi tourism, yaitu sebagai tempat refreshing dan relaksasi bagi warga yang telah penat setelah melakukan aktivitas rutin selama satu minggu penuh.
- Fungsi ekonomi, yaitu menambah ekonomi penduduk melalui atraksi dan penjualan makanan dan produk khas bagi para wisatawan yang berkunjung ke wilayah tersebut.
Untuk maksud-maksud tersebut, alangkah lebih baiknya apabila pemerintah kabupaten, kecamatan, dan desa berkoordinasi dengan instansi lainnya yang berkaitan dan berkompeten dalam :
- Menguasai sumber-sumber penghidupan yang menyangkut hajat hidup orang banyak untuk digunakan bagi rakyat umum secara berkeadilan, seperti sumber-sumber air (mata air) yang ada di sekitar Gunung Manglayang (termasuk di wilayah Batu Kuda) yang selama ini ada beberapa diantaranya dikuasai oleh perorangan.
- Membuat aturan ketat dan sanksi berat serta memperketat tingkat pengawasan bagi kelestarian hutan yang ada agar luasan wilayahnya tidak bertambah sempit. Selama ini para paladang sudah mulai mendaki gunung dalam usaha memperluas lahan pertaniannya. Disamping itu para pelaku illegal logging amatiran sudah mulai menjalankan aksinya. Apabila kondisi ini dibiarkan, dipastikan hilangnya udara segar, hilangnya sumber air, bahaya longsor akan semakin dekat periode terjadinya. Kekayaan tumbuhan dan hewan khas wilayah ini pun dipastikan akan cepat punah.
- Lahan-lahan yang miring (lahan kritis) agar dikuasai oleh negara dan tidak digunakan lagi untuk lahan-lahan pertanian apapun alasannya. Tindakan ini dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan konservasi dan reklamasi lahan agar sesuai dengan peruntukannya.
- Memperbaiki fasilitas prasarana jalan menuju Wana Wisata sebagai akses masuk bagi para wisatawan. Kondisi saat ini akses jalan masuk ke Wana Wisata terlihat rusak parah, penuh lubang, terutama mulai jalan sebelah timur Komplek Manglayang Regency, Komplek Bumi Langgeng Cinunuk, dan Desa Cikoneng. Apabila kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, maka wisatawan dari luar area Bandung Raya akan enggan masuk karena akses yang sulit dan biaya transportasi yang semakin membengkak.
- Mempertimbangkan aspek what to see, what to do, and what to buy agar Wana Wisata Batu Kuda memiliki daya tawar yang tinggi pada dunia pariwisata.
- Pemerintah harus membuat program untuk mendorong warga di sekitar objek wisata agar mau turut serta dalam program wisata Batu Kuda dan menghimpun para usahawan kecil agar produk yang mereka hasilkan layak untuk dipampang dan dijual di sekitar Wana Wisata Batu Kuda.
- Memperbaiki fasilitas yang ada dan meningkatkan keamanan di sekitar objek Wana Wisata Batu Kuda.
- Memfasilitasi Wana Wisata Batu Kuda untuk media pembelajaran bagi siswa sekolah dasar maupun sekolah menengah.
- Menindak tegas bagi para pelaku perusakkan alam lingkungan Gunung Manglayang (khususnya Wilayah Batu Kuda) dengan produk hukum yang ada.
maaf kalo disana (batu kuda) bisa sewa tenda ga ya?
BalasHapusBase camp kami mowgli 97
BalasHapusBanyak sekali sampahnya.. sht disayangkan.. 😣
BalasHapus